4 Keburukan disebalik Wi-Fi Free:
Kafe, kampus, dan berbagai tempat awam kini sudah banyak yang dilengkapi dengan fasiliti Wi-Fi. Menyenangkan untuk berinternet di tempat umum, percuma pula tu. Namun disebaliknya ada sejumlah ancaman .
Berikut adalah 4 keburukan Wi-Fi Free di antaranya yang dikutip dari detikINET berdasarkan laporan perusahaan keselamatan ESET:
1. Evil twin login interception
Ini merupakan jaringan yang diset-up oleh hacker untuk menyamar sebagai WiFi hot spot yang rasmi.
2. 0-day OS/app attack attempts
Disebut juga sebagai serangan threat melalui exploit yang tidak dikenal.
3. Sniffing
Upaya intercept untuk mencapai baik software mahupun hardware komputer dan melakukan log terhadap lalu lintas dalam sebuah jaringan.
4. Data leakage (man-in-the-middle attack)
Penjenayah dunia maya mampu memodifikasi lalu lintas jaringan dan membuat user tidak menyedari seakan-akan ia sedang melakukan transaksi dengan bank. Padahal kenyataannya, data yang dikirim oleh user terkirim ke komputer penjenayah siber tersebut
Terkait dengan tingkat keselamatan di ruang awam yang menyediakan akses internet, Yudhi Kukuh, Technical Director PT. Prosperita-ESET Indonesia menambahkan jika saat pengguna melakukan pembelanjaan secara online atau melakukan transaksi kewangan, pastikan web address diawali dengan 'https' bukan 'http'. Hal ini untuk memastikan bahawa lalu lintas data yang menggunakan alamat web tersebut akan dienkripsi.
"Jadi perlu digarisbawahi bahawa kemudahan jangan dijadikan sebagai acuan utama jika berada di wilayah awam dengan fasilitas hotspot -- selalu gunakan mode peringatan dini dan perhatikan bentuk peringatan apapun yang diberikan," katanya, dalam keterangannya.
Hingga saat ini akses Wi-Fi diperkirakan telah digunakan oleh lebih dari 700 juta orang, dengan lebih dari 4 juta tempat hotspot di seluruh dunia. Sementara Wi-Fi router setiap tahunnya diproduksi sebanyak 800 juta unit.
Berdasar temuan global research project oleh Online Security Brand Tracker, yang disampaikan oleh InSites Consulting dan analisa dari United Consultants, menyebutkan hampir separuh pengguna internet di dunia melakukan sambungan internet paling sering dengan peranti mudah alih. Dimana notebook menjadi perangkat yang paling populer (41%), diikuti netbooks (3%), smartphone (2%) dan komputer tablet (1%).
No comments:
Post a Comment